Mutiara alami sangat jarang ditemukan. Kira-kira ratusan kerang mutiara
harus dikumpulkan dan dibuka,hanya untuk menemukan sebutir mutiara.
Padahal saat dibuka, kerang akan mati. Wah, kasihan sekali.
Agar lebih mudah, manusia lalu membudidaya mutiara. Mutiara budidaya adalah jenis mutiara yang diternak dengan bantuan manusia.
Di Dusun Teluk Kodek, Lombok Barat, budidaya ini dilakukan oleh LIPI (Lembaga Pengetahuan Indonesia) Mataram.
Mutiara dibudidaya dari bayi, sampai menjadi kerang dewasa yang
menghasilkan mutiara. Wah, ternyata harus hati-hati, seperti merawat
bayi manusia.
Lihatlah! Ini adalah bayi-bayi kerang di dalam wadah. Tampak bagai butiran debu di antara cahaya senter.
Di dalam waktu 40 hari, bayi-bayi ini akan terbentuk menjadi kerang-kerang kecil.
Pada masa ini, mereka akan mencari tempat untuk menetap. Mereka pun mulai melekat di jaring yang sudah disediakan.
Kerang-kerang kecil ini lalu ditutup dengan jaring agar tidak dimakan
ikan dan kepiting. Mereka diletakkan di laut agar bisa memakan
plankton.
Kira-kira 2 bulan kemudian, kerang-kerang di jaring itu diangkat. Kemudian dipilih mana kerang yang hidup dan mana yang mati.
Kerang-kerang yang hidup lalu disusun kembali di kantong jaring yang baru.Lalu dimasukkan kembali ke laut.
Di dalam satu kantong, letak kerang diatur agar tidak terlalu dekat
supaya, semua kerang bisa mendapat makanan plankton yang cukup.
Ukuran kerang rata-rata bertambah 0,6 setiap bulan. Jaring tempat kerang menempel, biasanya diganti dengan yang baru.
Kadang, penyelam akan masuk ke dalam air dan menyemprot jaring kerang dengan mesin spoilt
.
Kerang akan tumbuh menjadi besar. Kira-kira usia kerang mencapai 18
bulan, maka siap dipanen dan diolah menjadi perhiasan cantik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar